Kendalikan Jumlah
Penduduk, Sentralisasi hingga Pendidikan Remaja
Lonjakan
jumlah penduduk jadi perhatian di era modern. Berbagai program pengendalian
jumlah penduduk pun dilakukan. Beberapa cara yang ditawarkan para wakil rakyat,
seperti sentralisasi dan pemberian pendidikan reproduksi bagi remaja.
Menanggapi permasalahan ini, anggota DPR dari
Fraksi Golkar, Rully Chairul Anwar mengatakan, program keluarga berencana (KB)
dapat disentralisasikan. Dengan begitu, jika pemerintah ditingkat provinsi atau
kabupaten/kota tidak memiliki komitmen, pusat dapat langsung mengambil alih.
"Manakala bupati dan gubernurnya tidak
punya cukup biaya atau komitmennya untuk menjalankan program KB, ini harusnya
dikembalikan lagi ajalah ke pusat biar nggak keteteran," ujar Rully saat
menjadi pembicara di Sarasehan Tokoh Politik di BKKBN,
Hal ini diamini oleh anggota Komisi IX DPR RI
dari Fraksi PPP, Okky Asokawati yang juga menjadi pembicara di acara tersebut.
Okky mengatakan, untuk mengatasi lonjakan kependudukan, pendidikan reproduksi
perlu diberikan kepada remaja khususnya. Pelajaran itu dapat dimasukkan ke
kurikulum pembelajaran di sekolah.
"Karena kesehatan reproduksi tidak hanya
mengenai organ-organ reproduksi saja, tetapi juga mengenai bargaining position
yang dimiliki perempuan dalam menentukan jumlah anak dan kepercayaan diri dalam
pergaulan," jelas Okky.
Menurutnya, hal tersebut penting dimasukkan ke
kurikulum sekolah karena hal tersebut diyakininya bisa menaikkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.(Don)
Pendapat
Jakarta adalah contoh yang sangat pas untuk membahas sebuah –
permasalahan dalam kota. Khususnya masalah kepadatan penduduk. Masih jelas di
kepala kita, beberapa waktu yang lalu banyak isu yang menyebutkan bahwa ada
rencana pemindahan ibu kota Republik Indonesia. Kenapa? Karena Ibu kota yang sekarang
dinilai tidak layak lagi untuk dijadikan sebagai ibu kota. Ada alasan yang
begitu rumit untuk dijelaskan bahkan, aparat yang katanya pemimpin kota dan
negeri ini pun kelimpungan dan terkesan ngumpet-ngumpet ketika ditanyakan mengenai kota yang
amat sembrawut ini.
Untuk itu, baik buat kita sekalian
untuk mengerti arti dari sebuah kota. Kota. Sangat sulit mendefinisikan kota
secara umum, Jakarta
dapat dikatakan sebagai akumulasi dari semua aspek tersebut. Jakarta sebagai
pusat ekonomi, social, budaya, hukum pemerintahan dan juga politik. Jakarta
menjadi pusat segala peradaban yang terjadi di Indonesia. Semuanya ada di
Jakarta. Masyarakat Indonesia memandang Jakarta sebagai tambang emas, karena
semuanya ada di Jakarta. Oleh karena itu banyak para urban berbondong-bondong
ke kota ini dengan tujuan dapat merubah kondisi perekonomian di desa. Jakarta dalam Surat kabar
The Jakarta Post (edisi Jumat, 21 Agustus 2010) menyebutkan bahwa penduduk
Jakarta berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Menurut hasil sensus nasional
terakhir, ibu kota dihuni oleh hampir 9,6 juta orang melebihi proyeksi penduduk
sebesar 9,2 juta untuk tahun 2025. Populasi kota ini adalah 4 persen dari total
penduduk negara, 237.600.000 orang.
Dengan angka-angka ini, kita
dapat melihat bahwa populasi kota telah tumbuh 4,4 persen selama 10 tahun
terakhir, naik dari 8,3 juta pada tahun 2000. Apa yang dikatakan angka-angka
ini? “Ibukota telah kelebihan penduduk.” Pada tingkat ini, Jakarta memiliki
kepadatan penduduk 14.476 orang per kilometer persegi. Sebagai akibatnya, para
pembuat kebijakan kota perlu merevisi banyak target pembangunan kota ini,
termasuk penciptaan lapangan kerja, ketahanan pangan, perumahan, kesehatan dan
infrastruktur, sebagai peredam masalah pada saat kota sudah mengalami kepadatan
penduduk yang sangat menghawatirkan.
PENYEBAB
Jumlah penduduk ditentukan oleh : 1.
Angka kelahiran 2. Angka kematian 3. Perpindahan penduduk, yang meliputi :a.
Urbanisasi, b. Reurbanisasi, c. Emigrasi, d. Imigrasi, yaitu e. Remigrasi, f.
Transmigrasi. Yang menjadi focus penyebab kepadatan penduduk Jakarta saat ini
adalah adalah Urbanisasi. Dimana, fakta berbicara bahwa penduduk kota Jakarta
mayoritas adalah para urban. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta 2010
mengatakan bahwa jumlah penduduk Jakarta bertambah sebanyak 134.234 jiwa per
tahun. Jika tidak ada program dari pemerintah untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk, maka pada 2020 Jakarta akan menjadi lautan manusia.
Kenapa mereka berurbanisasi ke Jakarta?
Ada banyak faktor yang memicu
urbanisasi misalnya; modernisasi teknologi, rakyat pedesaan selalu dibombardir
dengan kehidupan serba wah yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong
mereka meninggalkan kampungnya. Pendidikan. Faktor pendidikan juga sangat
berpengaruh terhadap melunjaknya jumlah penduduk. Universitas terbaik di
Indonesia baik negeri maupun swasta ada perkotaan termasuk di Jakarta. Lapangan
Kerja. Jakarta sebagai kota besar dan berpenduduk banyak tentunya sangat
menjanjikan untuk orang-orang kecil yang berniat untuk mencari sesuap nasi
dikota ini mulai dari pedagang kaki lima (PKL), pedagang asongan, tukang ojek,
tukang sngat menjanjikan untuk hidup.emir sepatu, buruh pabrik, pembantu rumah
tangga, office boy, satpam, sopir, kondektur dll yang penting bisa bekerja
tanpa nmempunyai keahlian khusus. Jika ditambah dengan orang-arang yang
berkeahlian khusus yang didatangkan dari luar kota maupunh luar negeri untuk
bekerja di Jakarta. Pusat Hiburan. Jakarta merupakan magnet dan pintu gerbang
Indonesia. Indonesia mempunyai daya tarik tersendiri sebagai kota Jakarta dekat
dengan tempat – tempat hiburan yang sperti mall, pantai indah kapuk, dufan, pantai
Tidung, sea world dan banyak arena-arena yang lainnya yang tidak ada di
kota-kota lain di Indonesia.
DAMPAK
Pasti
ada dampak dari suatu hal yang berlebihan begitu pula overloadnya Jakarta.
Kesesakan yang diakibatkan oleh berlebihannya pendduduk Jakarta mengakibatkan;
Sifat Konsumtif, Kekumuhan kota, Kemacetan lalu lintas, Kriminalitas yang
tinggi, Struktur kota yang berantakan, isu Jakarta tenggelam, Banjir, pelebaran
kota dengan tata kota yang tidak baik, melonjaknya sector informal, terjadinya kemerosotan
kota, dan pengembangan industry yang menghasilkan limbah.
Dalam
hal perbaikan, pemerintah Jakarta memang mengambil langkah-langkah untuk
membatasi urbanisasi. Pemerintah mengeluarkan peraturan yang membatasi masuknya
migran ke kota, dengan hanya mereka yang telah dijamin pekerjaannya diijinkan
untuk tinggal di kota, sementara petugas dari lembaga ketertiban umum kota
sering melakukan serangan terhadap warga ilegal.
Semua
upaya untuk mengekang tingkat kelahiran di kota itu akan menjadi tidak berarti
jika kita tidak dapat membatasi urbanisasi. Untuk mengatasi masalah ini,
Jakarta tidak bisa bekerja sendiri karena masih ada faktor yang mendorong
urbanisasi dari berbagai daerah. Namun Semua masalah ini hanya bisa dipecahkan
jika ada kemauan politik dari pemerintah pusat untuk menangani masalah
mengurangi kesenjangan antara Jakarta dan provinsi-provinsi lainnya
A. MASYARAKAT
1.
Pengertian Masyarakat
·
Koentjaraningrat
Masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama.
·
Selo Soemardjan
Masyarakat
adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
·
Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat
merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama
serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
·
J.L Gillin dan J.P Gillin
Masyarakat
adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap,
dan perasaan persatuan yang sama.
·
Emile Durkheim
Masyarakat
adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga menampilkan
suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.
·
Karl Marx
Masyarakat
adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau
perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi
secara ekonomi.
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah manusia yang hidup
bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling
berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan
perasaan persatuan yang sama.
2.
Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut
Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
a.
Beranggotakan minimal dua orang.
b.
Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
c.
Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota
masyarakat.
d.
Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu
sama lain sebagai anggota masyarakat.
Dalam
masyarakat pasti akan ada interaksi sosial, yang bermula dari individu
melakukan tindakan sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan
perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud
atau tujuan tertentu. Oleh karena adanya sifat memengaruhi satu sama lain,
tindakan ini menyebabkan hubungan sosial. Jika hubungan sosial ini berlangsung
timbal balik maka akan menciptakan interaksi sosial.
B. INTERAKSI
SOSIAL
1.
Pengertian interaksi sosial
·
Maryati dan Suryawati (2003)
Interaksi
sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons
antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok
·
Murdiyatmoko dan Handayani (2004)
Interaksi
sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh
mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan
pembentukan struktur sosial.
·
Young dan Raymond W. Mack
Interaksi
Sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut
hubungan-hubungan antar individu, baik antara individu dengan kelompok, maupun
antara kelompok dengan kelompok.
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah interaksi
sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu
sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar
individu dan kelompok.
2.
Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Proses
interaksi sosial dalam masyarakat memiliki ciri sebagai berikut :
a.
Adanya dua orang pelaku atau lebih
b.
Adanya hubungan timbale balik antar pelaku
c.
Diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung.
d.
Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
3.
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Proses
interaksi sosial dalam masyarakat terjadi apabila terpenuhi dua syarat sebagai berikut:
a.
Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain
yang bersifat langsung, seperti dengan sentuhan, percakapn, maupun tatap muka
sebagai wujud aksi dan reaksi.
b.
Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain
yang dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar orang lain
memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.
4.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi
sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif.
a.
Asosiatif
Interaksi
sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan. Interaksi sosial
ini terdiri atas beberapa hal berikut.
·
Kerja sama (cooperation)
Kerjasama
terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk bekerjasama dalam
mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pelaksanaannya terdapat empat bentuk
kerjasama, yaitu bargaining (tawar-menawar), cooptation (kooptasi), koalisi dan
joint-venture (usaha patungan)
·
Akomodasi
Akomodasi
merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau
mengatasi ketegangan dan kekacauan. Proses akomodasi dibedakan menjadi bebrapa
bentuk antara lain :
1)
Coercion yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan
Contohnya:
perbudakan.
2)
Kompromi yaitu, suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat
masing-masing mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap
suatu konflik yang ada.
Contohnya:
kompromi antara sejumlah partai politik untuk berbagi kekuasaan sesuai dengan
suara yang diperoleh masing-masing.
3)
Mediasi yaitu, cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak
ketiga yang netral.
Contoh
: Seorang ayah melerai anak-anaknya yg sedang berkelahi.
4)
Arbitration yaitu, cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak
ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya
lebih dari pihak-pihak yang bertikai.
Contoh
: konflik antara buruh dan pengusaha dengan bantuan suatu badan penyelesaian
perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.
5)
Adjudication (peradilan)yaitu, suatu bentuk penyelesaian konflik melalui
pengadilan.
Contoh:
pembelian tanah atau rumah,tetapi mempunyai masalah. Maka harus diselesaikan di
pengadilan.
6)
Stalemate yaitu, Suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki
kekuatan yang seimbang dan berhenti melakukan pertentangan pada suatu titik
karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur.
Contoh
: Gencatan senjata antara kedua belah pihak yang terjadi konflik.
7)
Toleransi yaitu, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal.
Contoh
: Toleransi untuk saling menghormati antar satu ras dengan ras yang lainnya.
8)
Consiliation yaitu, usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak
yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama.
Contohnya:
pertemuan beberapa partai politik di dalam lembaga legislatif (DPR) untuk duduk
bersama menyelesaikan perbedaan-perbedaan sehingga dicapai kesepakatan bersama.
·
Asimilasi
Proses
asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan
yang terdapat diantara beberapa orang atau kelompok dalam masyarakat serta
usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama.
Asimilasi timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan
yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga
lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk
kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
·
Akulturasi
proses
sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing
sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
b.
Disosiatif
Interaksi
sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga bentuk sebagai
berikut:
·
Persaingan/kompetisi
Adalah
suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar
memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman
atau benturan fisik di pihak lawannya.
·
Kontravensi
Adalah
bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau
konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang - terangan seperti perbuatan menghalangi,
menghasut, memfitnah, berkhianat, provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan
terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan
golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi
tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
·
Konflik
Adalah
proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya
perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan
adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di
antara mereka yang bertikai tersebut.
5.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
a.
Sugesti yaitu, proses pemberian pandangan atau pengaruh kepada orang lain
dengan cara tertentu sehingga pendangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa
berfikir panjang.
Contoh
: Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat kenalan
remaja. Tanpa memikirkan akibatnya kelak .
b.
Imitasi yaitu, pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain.
Contoh:
Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya .
c.
Identifikasi yaitu, menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya
.
Contoh:
Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka
mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .
d.
Simpati yaitu, perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang yang
membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.
Contoh:
mengucapkan ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud simpati pada
seseorang.
e.
Empati yaitu, rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami sesuatu
yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang berupa
perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya.
Contoh:
apabila kita melihat seseorang yang kecelakaan kita berempati untuk ikut
membantu korban kecelakaan itu.
f.
Motivasi yaitu, dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan
berdasarkan pertimbangan rasionalistis. Motivasi dalam diri seorang muncul
disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan
kontak dengan orang lain.
Contoh
: Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk
motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab
C. PERUBAHAN
SOSIAL
1.
Definisi Perubahan Sosial
Selo
Soemardjan mengatakan perubahan sosial merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
Kingsley
Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Mac
lver mengatakan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan
sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
Gillin
mengatakan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang
telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan
materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi atau
penemuan baru dalam masyarakat.
Ruang
lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang
material maupun immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur
kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
2.
Teori-teori Perubahan Sosial
·
Para ahli banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan
sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia.
·
Ahli lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan
dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan.
Pendapat-pendapat pada umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran
kejadian-kejadian.
·
Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan adanya
suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial
tidak akan berhasil baik.
·
Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer yang
menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi ekonomis, teknologis,
geografis, atau biologis menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada
aspek-aspek kehidupan sosial lainnya. Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa
semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menelorkan
perubahan-perubahan sosial.
Pada
dewasa ini proses-proses pada perubahan sosial dapat diketahui dari adanya
ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai berikut :
a.
Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap masyarakat
mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau cepat.
b.
Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti
dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
c.
Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang
bersifat sementara karena berada didalam proses penyesuaian diri.
d.
Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang
spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang
sangat kuat.
3.
Beberapa Bentuk Perubahan Sosial
a.
Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan
yang memerlukan waktu lama dan disertai perubahan kecil yang saling mengikuti
dengan lambat dinamakan evolusi. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi,
yaitu :
Unilinear
theories of evolution
Berpendapat
bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaan) mengalami perkembangan
sesuai tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian
bentuk kompleks, sampai pada tahap sempurna.
Universal
theory of evolution
Menyatakan
bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang
tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
Multilinied
theories of evolution
Menekankan
pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam
evolusi masyarakat.
Perubahan
sosial yang berlangsung cepat dinamakan revolusi. Syarat-syarat terjadi
revolusi :
· Harus ada keinginan umum untuk mengadakan
suatu perubahan.
· Adanya seorang pemimpin atau sekelompok
orang yang dianggap mampu memimpin
masyarakat
tersebut.
· Adanya pemimpin yang dapat menampung
keinginan masyarakat lalu menjadikan program dan arah gerakan.
· Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan
suatu tujuan pada masyarakat.
b.
Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan
kecil merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh langsung terhadap masyarakat.
Perubahan
besar merupakan perubahan-perubahan yang dapat membawa pengaruh besar pada
masyarakat.
c.
Perubahan yang Dikehendaki dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Perubahan
yang dikehendaki merupakan perubahan yang direncanakan terlebih dahulu oleh
pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan didalam masyarakat. Perubahan
sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yangterjadi tanpa
dikehendaki, berlangsung diluara jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menimbulkan akibat-akibat sosial yang yang tidak diharapkan masyarakat.
4.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial
a.
Bertambah atau berkurangnya penduduk
Pertambahan
penduduk menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama
lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan
karena adanya migrasi. Perpindahan penduduk menyebabkan kekosongan, misalnya
dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial yang mempengaruhi
lembaga-lembaga masyarakat.
b.
Penemuan-penemuan baru
Penemuan
baru, jalannya unsur kebudayaan baru tersebar ke lain-lain bagian masyarakat
dan cara-cara kebudayaan baru tersebut diterima, dipelajari, dan akhirnya dalam
masyarakat yang bersangkutan.
c.
Pertentangan masyarakat
Pertentangan
masyarakat mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan sosial. Pertentangan
bisa terjadi antara individu dengan kelompok, bisa antara kelompok dengan
kelompok.
d.
Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Pemberontakan
atau revolusi dapat menyebabkan perubahan mendasar pada segenap lembaga
kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara sampai keluarga batih.
Perubahan
sosial juga dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari luar masyarakat itu
sendiri, yaitu :
a.
Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia
b.
Peperangan
c.
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
5.
Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan :
a.
Kontak dengan kebudayaan lain
b.
Sistem pendidikan yang maju
c.
Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginannya untuk maju
d.
Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang
e.
Sistem lapisan masyarakat yang terbuka
f.
Penduduk yang heterogen
g.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
h.
Orientasi ke muka
i.
Nilai meningkatkan taraf hidup
6.
Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan :
a.
Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain
b.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
c.
Sikap masyarakat yang tradisionalis
d.
Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat
e.
Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f.
Prasangka terhadap hal-hal baru
g.
Hambatan ideologis
h.
Kebiasaan
i.
Nilai pasrah
D. KAITANNYA DENGAN STUDI MASYARAKAT DI INDONESIA
Masyarakat
merupakan bagian yang penting dalam suatu negara. Tanpa masyarakat, tidak akan
terbentuk suatu negara, karena masyarakat merupakan komponen penting dalam
negara.
Seperti
halnya di Indonesia, masyarakat di Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa,
maupun agama. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang saling
berinteraksi untuk dapat menjalin hubungan yang baik termasuk dalam pemenuhan
kebutuhan. Seperti yang dikatakan banyak ahli mengenai pengertian masyarakat,
masyarakat di Indonesia memiliki adat istiadat, norma maupun peraturan yang
perlu dipatuhi agar tercapai keteraturan dalam masyarakat. Sesuai hakikatnya,
seorang individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri dan
memerlukan orang lain, begitu pula masyarakat di Indonesia memiliki sifat
ketergantungan dan saling membutuhkan sehingga terjalin kerjasama untuk dapat
memenuhi kebutuhan.
Pada
masyarakat yang majemuk, seperi di Indonesia memiliki banyak kebudayaan dengan
standar perilaku yang berbeda dan kadangkala bertentangan. Perkembangan
kepribadian individu pada masyarakat ini sering dihadapkan pada model-model
perilaku yang suatu saat disetujui oleh beberapa kelompok namun dicela kelompok
lainnya.
Masyarakat
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mempunyai ciri , adanya
perubahan yang sangat pesat dalam berbagai aspek kehidupan, baik perubahan
sistem ekonomi, politik, sosial dan sebagainya. Dalam kenyataannya, tidak ada
perubahan sosial yang tidak menimbulkan akibat terhadap kebudayaan setempat. Kebudayaan
dianggap sebagai sumber perilaku individu pada sekelompok masyarakat, karena
setiap anak lahir dalam suatu lingkungan alam tertentu dan dalam satu
lingkungan kebudayaan tertentu yang keduanya merupakan lingkungan yang
berkaitan dalam menentukan proses perkembangannya. Dalam kenyataannya,
kebudayaan cenderung mengulang-ulang perilaku tertentu melalui pola asuh dan
proses belajar yang kemudian memunculkan adanya kepribadian atau perilaku yang
merupakan ciri khas dan masyarakat tertentu yang mencerminkan kepribadian
masyarakat dalam lingkungan tersebut sebagaimana terjadi di Indonesia
Kemajemukan
masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa memicu munculnya
masalah - masalah kesuku bangsaan yang memiliki potensi pemecah belah dan
penghancuran sesama bangsa Indonesia. Konflik-konflik yang sering terjadi
adalah konflik antar etnik dan antar agama. Ini merupakan konflik yang sering
terjadi akibat kemajemukan masyarakat Indonesia yang mungkin masih belum bisa
diterima oleh sebagian masyarakat di Indonesia.
Keanekaragaman
Indonesia tidak hanya dilihat dari kemajemukan masyarakatnya saja. Indonesia
adalah negara kaya baik hasil bumi maupun adat dan budaya nya. Bahkan terdapat
semangat perubahan sosial yang mencakup semua aspek yang ada di Indonesia, yang
lebih difokuskan pada keinginan untuk melakukan perubahan sosial yang berdampak
positif dan menghasilkan kemajuan dalam setiap aspek. Meskipun begitu, banyak
sekali kendala dalam melakukan perubahan baik dalam bidang politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan lain sebagainya. Perwujudan konkrit dari perubahan itu
adalah berupa upaya pembangunan yang terencana, termasuk di dalamnya sumber
daya manusia. Tetapi tidak jarang, perubahan yang akan terjadi itu justru
menimbulkan konflik yang panjang.
Seperti
yang terjadi ketika masa penjajahan, masyarakat Indonesia memaksa Soekarno
untuk menjadi presiden dan Bung Hatta sebagai wakil presiden. Masyrakat
Indonesia memilih atas dasar kepercayaan dan keinginan untuk terbebas dari
penjajahan dengan cara mengangkat seorang presiden dan wakil presiden untuk
memproklamirkan kemerdekaan. Disinilah terjadi revolusi yang besar yang mampu
mengubah seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia menjadi merasa
lebih tenang karen terlepas dari jajahan Jepang maupun Belanda. Ini menjadi
perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak yang cukup kuat bagi
masyarakat di Indonesia. Ini merupakan perubahan besar dan dikehendaki karena
membawa pengaruh dalam perubahan alam aspek ekonomi, sosial, budaya, maupun
politik.
Seiring
berkembangnya zaman, bangsa Indonesia semakin modern dan mulai menggunakan
teknologi yang dipercaya dapat mempermudah pekerjaan manusia. Namun tidak semua
lapisan masyarakat mau menerima perubahan ini. Ada beberapa kelompok masyarakat
yang menolak perubahan secara terang – terangan. Seperti di beberapa suku
terpencil di Indonesia, jangankan menggunakan teknologi yang baru, mereka pun
tidak mau menggunakan sabun mandi yang jelas – jelas sangat bermanfaat bagi
kesehatan mereka sendiri, dengan alasan agar nenek moyang tidak marah karena
keturunannya menggunakan benda – benda asing. Padahal jika dipikir secara
logika, perilaku mereka ini justru merupakan upaya pemeliharaan lingkungan dari
bahan – bahan kimia. Kelompok – kelompok yang cenderung tertutup dan lebih
memilih untuk menjunjung tinggi budayanya inilah yang akan mengalami proses
yang sangat lambat dalam menerima perubahan yang terjadi di Indonesia.
Namun
lebih banyak masyarakat Indonesia memilih untuk melakukan perubahan sosial
dengan keinginan agar lebih maju, meskipun hal itu dilakukan dengan mempelajari
atau bahkan menyerap kebudayaan lain.